Kamis, 23 April 2009

Dasar-dasar Keamanan Sistem Informasi

Keamanan sistem informasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diperhatikan saat ini. Dimana kemajuan teknologi informasi telah berkembang dengan pesat sehingga menjadikannya sebagai suatu lahan baru bagi pelaku tindak kriminal untuk menjalankan aksinya. Berbicara mengenai kejahatan di dunia maya (cyber crime) sepertinya tidak akan ada habisnya mengingat teknik dan modus operandi-nya akan selalu berkembang seiring dengan kemajuan teknologi informasi itu sendiri. Namun satu hal yang perlu digarisbawahi, pengetahuan dasar mengenai metode pengamanan informasi merupakan kunci bagi pelaku IT untuk mengambil tindakan preventive terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya kejahatan cyber.

David Khan dalam bukunya “The Code Breakers” membagi masalah pengamanan informasi menjadi dua kelompok, yaitu:

  1. Security : dikaitkan dengan pengamanan data.
  2. Intelligence : dikatikan dengan pencarian (pencurian, penyadapan) data.

Metode Pengamanan Data

Dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

  1. Steganography

Steganography/steganografi berasal dari bahasa Yunani yang artinya tulisan tersembunyi (concealed writing). Atau bisa diartikan juga sebagai seni menyamarkan/menyembunyikan pesan tertulis ke dalam pesan lainnya. Pengamanan dengan menggunakan steganografi membuat seolah-olah pesan rahasia tidak ada atau tidak nampak. Padahal pesan tersebut ada. Hanya saja kita tidak sadar bahwa ada pesan tersebut di sana. Biasanya pesan-pesan rahasia tersebut akan disembunyikan dalam obyek-obyek lain seperti gambar atau artikel.

Teknik penyembunyian pesan pun bisa bermacam-macam. Jika orang jaman dahulu menggunakan tinta transparan (invisible ink) atau kayu yang ditulis dan ditutup dengan lilin, dikenal dengan istilah (wax tablets). Sedangkan di era teknologi canggih saat ini, bisa dilakukan melalui file MP3, video, gambar digital, ataupun file dokumen dan dikenal dengan istilah digital watermarking.

Ilmu yang mempelajari tentang teknik pendeteksian pesan-pesan tersembunyi tersebut adalah steganalisis.

2. Cryptography

Berasal dari kata Yunani, kryptos artinya tersembunyi/rahasia dan graphia artinya tulisan. Jadi kriptografi bisa diartikan sebagai ilmu/seni yang mempelajari tentang teknik mengamankan pesan/informasi. Perbedaannya dengan steganografi adalah, jika steganografi pesan disembunyikan sedemikian rupa sehingga seolah tidak nampak. Sedangkan kriptografi mengacak/mengubah pesan asli kedalam bentuk lain sehingga menjadi tidak bermakna

Pengamanan dengan kriptografi membuat pesan nampak, hanya bentuknya yang sulit dikenali karena telah diacak sedemikian rupa. Pada kriptografi pengamanan dilakukan dengan dua cara, yaitu:

  • Transposisi, dengan cara mengubah-ubah posisi huruf.
  • Substitusi, dengan cara menggantikan huruf tertentu dengan huruf/simbol lain.

Dalam istilah-istilah kriptografi, para pelaku atau praktisi kriptografi disebut cryptographers. Enkripsi/encryption merupakan teknik penyembunyian informasi asli (plaintext). Ketika informasi asli tersebut telah dienkripsi, maka disebut sebagai ciphertext (informasi yang seolah tidak bermakna apa-apa). Teknik untuk mengubah ciphertext menjadi bentuk asalnya (plaintext) disebut decryption.

Sebuah algoritma kriptografik disebut cipher, merupakan persamaan matematik yang digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi. Cryptanalysis adalah seni/ilmu untuk memecahkan ciphertext tanpa bantuan kunci. Cryptanalyst adalah pelaku atau praktisi yang menjalankan cryptanalysis.

Dasar-dasar Enkripsi

Enkripsi digunakan untuk menyandikan data-data atau informasi sehingga tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak berhak. Data disandikan (encrypted) dengan menggunakan sebuah kunci (key). Untuk membuka (decrypt) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (private key cryptography) atau dengan kunci yang berbeda (public key cryptography).

Secara matematis, proses enkripsi dapat dituliskan sebagai : E(M) = C. Untuk proses dekripsi rumusnya : D(C) = M.

ket : M = message/plainttext , C = ciphertext.

Elemen-elemen dari enkripsi :

  • Algoritma dari enkripsi dan dekripsi.
  • Kunci yang digunakan dan panjangnya kunci.
  • Plaintext, adalah pesan atau informasi yang akan dikirimkan dalam format yang mudah dibaca atau dalam bentuk aslinya.
  • Ciphertext, adalah informasi yang sudah dienkripsi.

Dua metode untuk menghasilkan ciphertext adalah:

  1. Stream Cipher : tiap bit dari data akan dienkripsi secara berurutan dengan menggunakan 1 bit dari key tersebut (melakukan enkripsi terhadap semua bit). Contoh: vernam cipher.
  2. Blok Cipher : melakukan enkripsi data terhadap kelompok-kelompok data yang berukuran tertentu. Contoh : Data Encryption Standard (DES). DES dikenal sebagai Data Encryption Algorithm (DEA) oleh ANSI dan DEA-1 oleh ISO, merupakan algoritma kriptografi simetris yang paling umum digunakan saat ini. Aplikasi yang menggunakan DES antara lain: - enkripsi password di sistem UNIX.

Enigma Rotor Machine

Merupakan sebuah alat enkripsi dan dekripsi mekanik yang digunakan dalam perang dunia kedua oleh Jerman.

Aplikasi dari Enkripsi

Contoh penggunaan enkripsi adalah program Pretty Good Privacy (PGP) untuk mengenkripsi dan menambahkan digital signature dalam email yang dikirim. Dan juga program Secure Shell (SSH) untuk mengenkripsi sesion telnet ke sebuah host.

Kelemahan enkripsi

  • Penanganan yang salah atau kesalahan manusia.
  • Kurangnya manajemen data enkripsi.
  • Kekurangan dalam cipher itu sendiri.
  • Serangan brute force.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Free Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Bridal Dresses. Powered by Blogger